Tampubolon
(1993) menjelaskan pada hakekatnya membaca
adalah kegiatan fisik dan mental untuk menemukan makna dari tulisan, walaupun
dalam kegiatan itu terjadi proses pengenalan huruf-huruf. Dikatakan kegiatan
fisik, karena bagian-bagian tubuh khususnya mata, yang melakukannya. Dikatakan
kegiatan mental karena bagian-bagian pikiran khususnya persepsi dan ingatan,
terlibat didalamnya. Dari definisi ini, kiranya dapat dilihat bahwa menemukan
makna dari bacaan (tulisan) adalah tujuan utama membaca, dan bukan mengenali
huruf-huruf. Diperjelas oleh pendapat Smith (Ginting, 2005) bahwa membaca
merupakan suatu proses membangun pemahaman dari teks yang tertulis.
(www1.bpkpenabur.or.id/jurnal/04/017-035.pdf ).
Proses membaca menurut Burn, Roe dan Ross (1984) merupakan proses penerimaan
simbol oleh sensori, kemudian mengintererpretasikan simbol, atau kata yang
dilihat atau mempersepsikan, mengikuti logika dan pola tatabahasa dari kata-kata
yang ditulis penulis, mengenali hubungan antara simbol dan suara antara
kata-kata dan apa yang ingin ditampilkan, menghubungkan kata-kata kembali
kepada pengalaman langsung untuk memberikan kata-kata yang bermakna dan
mengingat apa yang merela pelajari dimasa lalu dan menggabungkan ide baru dan
fakta serta menyetujui minat individu dan sikap yang merasakan tugas membaca.
Dijabarkan juga oleh Tarigan (1985) bahwa membaca adalah suatu proses yang
dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, suatu metode
yang dipergunakan untuk berkomunikasi dengan diri sendiri dan kadang-kadang
orang lain, yaitu mengkomunikasikan makna yang terkandung atau tersirat pada
lambang-lambang tertulis. Finochiaro dan Bonomo (Tarigan, 1985) mendefinisikan secara
singkat, membaca adalah memetik serta memahamai arti makna yang terkandung di
dalam bahan tertulis.
Sedangkan Juel (Sandjaja, 2005) mengartikan bahwa membaca adalah proses untuk
mengenal kata dan memadukan arti kata dalam kalimat dan struktur bacaan,
sehingga hasil akhir dari proses membaca adalah seseorang mampu membuat
intisari dari bacaan. (www.unika.ac.id.02/05/05)
Spache & Spache (Petty & Jensen, 1980) mengemukakan bahwa membaca
merupakan proses yang kompleks yang terdiri dari dua tahap. Tahap pertama
merupakan tahap dimana individu melakukan pembedaan terhadap apa yang
dilihatnya, selanjutnya individu berusaha untuk mengingat kembali, menganalisa,
memutuskan, dan mengevaluasi hal yang dibacanya. Sebagai suatu proses yang
kompleks, membaca memiliki nilai yang tinggi dalam perkembangan diri seseorang.
Secara umum orang menilai bahwa membaca itu identik dengan belajar, dalam arti
memperoleh informasi.
Membaca adalah proses berpikir, hal tersebut dikemukakan oleh Burn, Roe dan
Ross (1984), maksudnya adalah ketika seseorang sedang membaca, maka seseorang
tersebut akan mengenali kata yang memerlukan interpresi dari simbol-simbal
grafis. Untuk memahami sebuah bacaan sepenuhnya, seseorang harus dapat
menggunakan informasi untuk membuat kesimpulan dan membaca dengan kritis dan
kreatif agar dapat mengerti bahasa kiasan, tujuan yang ditetapkan penulis,
mengevaluasi ide-ide yang dituliskan oleh penulis dan menggunakan ide-ide
tersebut pada situasi yang tepat. Keseluruhan proses ini merupakan proses berpikir.
Chambers dan Lowry (Burn, Roe dan Ross, 1984) menggaris bawahi juga menegasakan
hal yang sama bahwa membaca lebih dari sekedar mengenali kata-kata tetapi juga
membawa ingatan yang tepat, merasakan dan mendefinisikan beberapa keinginan,
mengidentifikasi sebuah solusi untuk memunuhi keinginan, memilih cara
alternatif, percobaan dengan memilih, menolak atau menguasai jalan atau cara
yang dipilih, dan memikirkan beberapa cara dari hasil yang evaluasi. hal
tersebut secara keseluruhan termasuk respon dari berpikir.
Stauffer (Petty & Jensen, 1980) menganggap bahwa membaca, merupakan
transmisi pikiran dalam kaitannya untuk menyalurkan ide atau gagasan. Selain
itu, membaca dapat digunakan untuk membangun konsep, mengembangkan
perbendaharaan kata, memberi pengetahuan, menambahkan proses pengayaan pribadi,
mengembangkan intelektualitas, membantu mengerti dan memahami problem orang
lain, mengembangkan konsep diri dan sebagai suatu kesenangan.
Ginting (2005) menyebutkan bahwa membaca merupakan proses ganda meliputi proses
penglihatan dan proses tanggapan. Proses penglihatan dijabarkan oleh Wassman
& Rinsky (Ginting, 2005), sebagai proses penglihatan, membaca bergantung
pada kemampuan melihat simbol-simbol, oleh karena itu, mata memainkan peranan
penting. Dan sebagai proses tanggapan dijabarkan Ahuja (Ginting, 2005), membaca
menunjukkan interpretasi segala sesuatu yang kita persepsi. Proses membaca juga
meliputi identifikasi simbol-simbol bunyi dan mengumpulkan makna melalui
simbol-simbol tersebut. Broughton (Gunting, 2005) mengemukakan membaca
merupakan keterampilan yang bersifat pemahaman (comprehension skills) yang
dapat dianggap berada pada urutan yang lebih tinggi (higher order).
(www1.bpkpenabur.or.id/jurnal/04/017-035.pdf).
Lebih jauh lagi, Bowman and Bowman (Sugiarto, 2001) mengemukakan bahwa membaca
merupakan sarana yang tepat untuk mempromosikan suatu pembelajaran sepanjang
hayat (life-long learning). Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh
Allen dan Valette (Sugiarto, 2001) mengatakan bahwa membaca adalah sebuah
proses yang berkembang (a developmental process). Davies (Sugiarto, 2001)
memberikan pengertian membaca sebagai suatu proses mental atau proses kognitif
yang di dalamnya seorang pembaca diharapkan bisa mengikuti dan merespon
terhadap pesan si penulis. Dari sini dapat dilihat bahwa kegiatan membaca
merupakan sebuah kegiatan yang bersifat aktif dan interaktif.
(www,depdiknas.go.id/jurnal/37/perbedaan_hasil_belajar_membaca.htm).
Ditegaskan oleh Cole (1963) bahwa membaca mempunyai nilai besar untuk orang
dewasa karena berkontribusi pada perkembangan, seperti dapat membebaskan dari
tekanan, bekerja dengan penuh inisiatif, mendapatkan informasi untuk memecahkan
konflik dan mengenali karakter dengan mudah. Lebih jauh lagi Cole (1963)
menjelaskan bahwa membaca dapat juga menimbulkan rasa aman dan merealisasikan
diri dalam kehidupan pribadi seperti hubungan yang lebih baik dengan keluarga
dan kelompok, perubahan sikap, ide-ide baru serta semakin menghargai bebagai
aktivitas dalam kehidupan.
Berbagai pengertian
membaca telah dipaparkan diatas, dan dapat disimpulkan bahwa membaca
adalah kegiatan fisik dan mental, yang menuntut seseorang untuk
menginterpretasikan simbol-simbol tulisan dengan aktif dan kritis sebagai pola
komunikasi dengan diri sendiri agar pembaca dapat menemukan makna tulisan
dan memperoleh informasi sebagai proses transmisi pemikiran untuk
mengembangkan intelektualitas dan pembelajaran sepenjang hayat (life-long
learning).
Membaca (http://id.wikipedia.org/wiki/Membaca) adalah suatu cara untuk mendapatkan informasi dari sesuatu yang ditulis. Membaca melibatkan pengenalan simbol yang menyusun sebuah bahasa. Membaca dan mendengar adalah 2 cara paling umum untuk mendapatkan informasi. Informasi yang didapat dari membaca dapat termasuk hiburan, khususnya saat membaca cerita fiksi atau humor.
Sebagian besar kegiatan membaca sebagian besar dilakukan dari kertas. Batu atau kapur di sebuah papan tulis bisa juga dibaca. Tampilan komputer dapat pula dibaca.
Membaca dapat menjadi sesuatu yang dilakukan sendiri maupun dibaca
keras-keras. Hal ini dapat menguntungkan pendengar lain, yang juga bisa
membangun konsentrasi kita sendiri.